“Konsep simulasi yang diajukan telah kami pelajari, telaah, dan cermati lalu kita ajukan ke Pak Gubernur dan mendapat izin karena memenuhi standar protokol kesehatan pelaksanaan simulasi,” kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Sinoeng Nugroho Rachmadi di Semarang, Senin.
Baca juga: Taman Wisata Candi Borobudur akan dibuka kembali Juni 2020
“Kami minta jumlah peserta dibatasi, dan pihak Taman Wisata Candi Borobudur mengatakan ada 50 peserta meliputi manajemen, Pemkab Magelang, Pemprov, rencananya Pak Gubernur juga akan hadir dan pelaku simulator,” ujarnya usai Rapat Evaluasi Perkembangan dan Penanganan COVID-19 di Ruang Rapat Gedung B.
Ia menjelaskan bahwa pelaksanaan simulasi tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman dan penguasaan protokol kesehatan di destinasi wisata dalam menjalani normal baru di tengah pandemi COVID-19.
“Yang penting dalam simulasi adalah adanya petugas evaluasi yang akan mengawal proses simulasi itu berjalan sesuai protokol kesehatan. Bukan hanya sekali, tapi simulasi dilakukan minimal dua kali dengan masing-masing dievaluasi dengan cermat dan matang,” katanya.
“Mudah-mudahan simulasi ini menjadi ‘masterpiece piloting’ destinasi wisata lainnya dalam menggunakan protokol kesehatan,” ujarnya.
Selain di Candi Borobudur, Disporapar Provinsi Jawa Tengah juga nantinya mendorong wisata-wisata di tingkat desa untuk melakukan simulasi serupa, terutama objek wisata yang ada di zona hijau.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan bahwa pihaknya telah mempersiapkan semua sektor dalam menghadapi penerapan protokol kehidupan normal baru.
Baca juga: Penutupan Candi Borobudur dan Prambanan diperpanjang 14 hingga 29 Mei